Kata
Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya makalah tentang Actuating ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini menguraikan secara
lengkap bagaimana merancang sistem pelaksanaan manajemen dalam rangka mengimplementasikan
strategi bisnis yang telah ditetapkan.
Pembahasan
system pelaksanaan manajemen ini mencakup diantaranya tentang prinsip-prinsip
pengarahan, cara-cara pengarahan, komunikasi yang baik, serta motivasi.
Makalah
ini diharapkan dapat menjadi pelengkap bahan ajar untuk mata kuliah dasar-dasar
manajemen. Dan disamping itu pula, dapat digunakan oleh praktisi bisnis dalam
merancang system pelaksanaan manajemen organisasi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Sebelumnya kami sampaikan terima kasih.
Penulis
KELOMPOK
III
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar…………………………………………..
Daftar
isi…………………………………………………
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar
belakang……………………………………
B. Rumusan
masalah………………………………..
C.
Tujuan……………………………………………
BAB
II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Actuating…………………………….
B. Prinsip-prinsip
Pengarahan………………………
C. Cara-cara
Pengarahan……………………………
D. Tujuan
Penggerakkan……………………………
E. Fungsi
penggerakkan…………………………….
F. Faktor-faktor
Penghambat Fungsi Penggerakkan..
G. Faktor-faktor
Pendukung Fungsi Penggerakkan…
H. Motivasi…………………………………………..
I. Hubungan
Actuating dengan Organisasi…………
(BEM
FAK TARBIYAH)
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………..
B. Saran……………………………………………
Daftar Pustaka…………………………………………
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dari
seluruh rangkaian proses manajemen,pelaksanaan(actuating)merupakan fungsi
manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian
lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen,sedangkan
fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi.pelaksanaan atau
pengarahan(actuating)tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan,dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran,tugas dan tanggungjawanya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
·
Apa pengertian actuating
·
Bagaimana prinsip-prinsip pengarahan
·
Bagaimana cara-cara pengarahan
·
Apa tujuan penggerakkan
·
Apa fungsi penggerakkan
·
Apa factor-faktor penghambat fungsi
penggerakkan
·
Apa factor-faktor pendukung fungsi
penggerakkan
·
Apa pengertian motivasi
·
Bagaimana hubungan actuating dengan
organisasi BEM FAK TARBIYAH
C.
Tujuan
Penulisan
·
Untuk mengetahui pengertian actuating
·
Untuk mengetahui prinsip-prinsip
pengarahan
·
Untuk mengetahui cara-cara pengarahan
·
Untuk mengetahui tujuan dari
penggerakkan
·
Untuk mengetahui fungsi penggerakkan
·
Untuk mengetahui factor-faktor penghambat
fungsi penggerakkan
·
Untuk mengetahui factor-faktor pendukung
fungsi penggerakkan
·
Untuk mengetahui pengertian motivasi
·
Untuk mengetahui hubungan actuating
dengan organisasi BEM FAK TARBIYAH
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ACTUATING (Pengarahan / Pergerakan)
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating)
tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)
ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu
jika :
1.
Merasa
yakin akan mampu mengerjakan,
2.
Yakin
bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
3.
Tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting,atau
mendesak,
4.
Tugas
tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
5.
Hubungan
antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
B.
PRINSIP-PRINSIP PENGARAHAN
Pengarahan merupakan aspek hubungan
antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia
mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai
tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini
bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut
berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai
tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang
berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus
berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak
pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan
semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan
tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu
mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan,
struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan
kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi
kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka
mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat
dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi
masing-masing individu. Motivasi yang
baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara
yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan
baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai
tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat
penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana
para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya.
Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam
pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka
untuk memperoleh hasil maksimal.
C.
CARA-CARA PENGARAHAN
Pada umumnya, pimpinan menginginkan
pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia bekerja dengan
sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di muka.
Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
A. ORIENTASI
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan
informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk
mengadakan pengenalan dan memberikan pengertian atas berbagai masalah yang
dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu
ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika
mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang
mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada
pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya. Informasi yang
diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
1.
Tugas
itu sendiri
2.
Tugas
lain yang ada hubungannya
3.
Ruang
lingkup tugas
4.
Tujuan
dari tugas
5.
Delegasi
wewenang
6.
Cara
melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7.
Hubungan
antara masing-masing tenaga kerja, Dst.
B. PERINTAH
Perintah merupakan permintaan dari
pimpinan kepada orang-orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau
mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu
berasal dari atasan, dan ditujukan
kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari
atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang
lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat
bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta
tanggapan yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas,
serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima
perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis
atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama
untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih
besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang
relatif mudah.
c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah
yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah
ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak
mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan. Contoh perintah
informal antara lain dapat berupa kata-kata:
“ apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara
lain”.
“ marilah kita mulai mengerjakan
pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya.
Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer
bersifat kurang fleksibel dibandingkan
dengan perintah informal.
C.
DELEGASI
WEWENANG
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan
dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin
melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada
bawahan.Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan
kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan
wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk mengambil suatu
tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan perjanjian
pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang jelas
itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan.
Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui
perjanjian.
Setelah
perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya
yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan
mempergunakan organisasi yang terbentuk.Langkah tersebut adalah actuating yang
secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih
condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating
ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana
program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.Berikut ini adalah beberapa elemen
pengarahan dalam manajemen :
1.
COORDINATING
Koordinasi adalah fungsi yang harus
dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian
dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai .
2.
MOTIVATING
Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen
penting dalam manajemen perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan
gaji yang cukup maka kinerja para karyawan dalam perusahaan optimal.pun akan
3.
COMMUNICATION
Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin komunikasi yang
baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif di perusahaan dan akan
menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan
perusahaan.
4. COMMANDING
Dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa
seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah – langkah dan resiko dari
setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan dan langkah
akan memberi pengaruh bagi perusahaan.
Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dan tujuan ,
visi dan misi yang jelas dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek
yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain teamwork yang baik dan
dapat memunculkan decision maker yang bagus. Karena decision makin dan teamwork
dalam suatu perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai
goal atau tujuan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
Fungsi fundamental ke tiga dalam perusahaan setelah menata
perencanaan dan pengorganisasian adalah bagaimana cara menggerakan manusia
secara sukarela untuk melakukan aktiftas personal yang sesuai dengan tujuan
perusahaan. “Menggerakan merupakan usaha untuk menggerakan anggota kelompok
sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaran perusahaan yang bersangkutan dan anggota perusahaan tersebut oleh
karena anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut” (Terry:2006:313)
Fungsi pundamental ketiga dari fungsi manajerial adalah
menggerakan orang untuk melaksanakan aktifitas organisasi sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Menggerakan jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan
pemahaman terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan
dinamis, sehingga membutuhkan adanya sinkronisasi. Sehingga bisa dikatakan
fungsi actuating jauh lebih rumit oleh karena harus berhadapan langsung
sehingga fungsi leadershif begitu kentara sekali dibutuhkan sekalipun semuanya
melalui proses planning dan pengorganisasian terlebih dulu.
Premis yang begitu fenomenal diungkapkan Doghlas McGregor
bahwa seorang karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif :
Teori
X yang menganggap
- Kebanyakan karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan bekerja sesedikit mungkin dan mereka umumnya menentang perubahan,
- Kebanyakan karyawan harus dibujuk.dipersuasi, diberikan penghargaan, diuhkum dan diawasi untuk mengubah kelakuan mereka agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi.
- Kebanyakan karyawan ingin diberikan pengarahan oleh seorang menejer formal dan dimana ada kesempatan mereka berusaha untuk menghindari tanggungjawab.
Teori
Y menyatakan :
- Kebanyakan karyawan memiliki kapasitas untuk menerima tanggungjawab dan potensi untuk pengembangan tetapi manajemen melalui tindakan-tindakannya harus membuat mereka sadar tentang sifat-sifat tersebut.
- Kebanyakan karyawan ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial, kebutuhan akan pengahrgaan dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri sendiri.
D. TUJUAN PENGGERAKKAN
Tujuan fungsi aktuating ( penggerakkan )
adalah :
·
Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
·
Mengembangkan kemampuan dan keterampilan
staf
·
Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai
pekerjaan
·
Mengusahakan suasana lingkungan kerja
yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
·
Membuat organisasi berkembang lebih
dinamis
E. FUNGSI PENGGERAKKAN
Fungsi
actuating haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf
bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif. Ada
4 jenis utama fungsi penggerakan, yaitu :
a) Koordinasi
kegiatan
Untuk
setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manejer harus memastikan
bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada waktunya. Untuk
mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang bertugas harus :
1. Mengkoordinasikan
fungsi para aggota tim kesehatan
- Mengkoordinasikan kegiatan
- Menyampaikan keputusan
b) Penempatan
orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengawasi
c)
Mobilisassi dan alokasi sumber daya
fisik dan dana yang diperlukn meliputi :
1. Pemantauan
dan pengawasan
2.
Logistik ( perolehan, penyaluran,
penyimpanan, pengiriman, penyebaran dan pengembalian barang )
3.
Akuntasi
4.
Organisasi
d)
Keputusan yang berkenaan dengan
informasi yang diperlukan
Berkaitan dengan pembuatan
keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan, manajemen tenaga
kerja dan sumber daya selama penerapan.
F. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT FUNGSI PENGGERAKKAN
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi
stafnya, hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan
hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh
Maslow, dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa
aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang
menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan
mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
G. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG FUNGSI PENGGERAKKAN
Faktor-faktor
yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :
(1). Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang
agar berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang
tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya
untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya.
Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
a. Memiliki kecerdasan
orang-orang yang dipimpin
b. Mempunyai perhatian terhadap
kepentingan yang menyeluruh
c. Memiliki kelancaran dalam berbicara
d. Matang dalam berpikir dan emosi
e. Memiliki dorongan yang kuat dari
dalam untuk memimpin
f. Memahami atau menghayati kepentingan
kerja sama.
(2). Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir,
berperasaan dan bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda
sesuai dengan pola hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
a. Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan
bertindak sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh
aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang
serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota
masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan
demokratis dariad para manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari
masyarakat feudal.
b. Sikap Kediktatoran (Dictatorial
attitude).
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan
dan bertindak sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan,
pekerja akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
(3). Tatahubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan
dengan efektif, pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif,
penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan
efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam
diantaranya :
1. Komunikasi intern
yaitu
komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan
dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan
atau sebaliknya.
2.
Komunikasi Ekstern
yaitu komunikasi yang dilakukan
keluar organisasi.
3. Komunikasi Horizontal
yaitu
komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
4. Komunikasi Vertikal
yaitu
komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan
atau sebaliknya dalam suasana formil.
(4). Perangsang (Incentive)
insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan
seseorang bertindak.
(5). Supervisi
(Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan
pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan
sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan
pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan
anggota manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demkian tugas
supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan
memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan
dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
(6). Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran,
perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang
teratur. Jenis disiplin ada dua :
(1) Self Imposed discipline (disiplin yang
timbul dengan sendirinya).
(2). Command Discipline (Disiplin berdasarkan
perintah).
Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam
fungsi penggerakan
1. Manajer
harus bekerja lebih produktif
2. Manajer
perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi
3. Manajer
harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungan
4. Manajer
harus bersikap obyektif
H. MOTIVASI
Motivasi sebagai “proses psikologikal yang yang
menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan
sukarela yang diarahkan kearah tujuan tertentu” (Mitchell, 1982:81)
Motivasi sebagai “kesediaan untuk melaksanakan upaya
tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang dikondisi oleh kemampuan
upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu” (Robbins
et.al, 1999:50)
Motivasi adalah “hasil proses-proses yang bersifat
internal atau eksternal bagi seorang individu yang menimbulkan sikap entusias
dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan tindakan tertentu” (Gray,
1984:69)
1)
Teori
Motivasi
Menurut Landy & Becker (1987)
teori motivasi dikategorikan dalam 5 macam yaitu : teori kebutuhan (need
theory), teori keadilan (equity theory), teori ekpektansi (expectancy
theory) dan teori penetapan tujuan (goal-setting theory)
a) Teori
kebutuhan
Teori hirarkhi kebutuhan Abraham Maslow yang
mengungkapkan Motivasi manusia berhubungan dengan 5 macam kebutuhan yang
berhirarkhi yaitu :
1. Kebutuhan psikologis
2.
Kebutuhan
akan keamanan
3.
Kebutuhan
akan apeksi
4.
Kebutuhan
akan pandangan masyarakat
5.
Kebutuhan
akan aktualisasi diri sendiri
b) Teori
keadilan (Kreitner et.al., 1989)
Yang berpendapat orang-orang berupaya mendapatkan kelayakan
dan keadilan dalam pertukaran-pertukaran sosial atau hubngan memberi dan
menerima. Tendensi keadilan dan ketidakadilan :
1. Seorang individu akan berupaya untuk
memaksimalisasi jumlah hasil positif yang diterima olehnya.
2.
Orang-orang
menolak untuk memperbesar masukan-masukan apabila hal tersebut memerlukan upaya
atau biaya besar.
3.
Orang
menolak perubahan behavioral atau kognitif dalam masukan-masukan yang penting
bagi konsep diri mereka atau harga diri mereka.
4.
Daripada
mengubah kognisi tentang diri sendiri seorang individu cenderung mengubah
kognisi tentang perbandingan mengenai masukan dan hasil pihak lain.
5.
Meninggalkan
lapangan ahanya akan dilakukan apabila ketidak adilan hebat, tidak dapat diatas
dengan metode lain.
c) Teori ekpektansi
Orang-orang termotivasi untuk berprilaku dengan cara-cara
menimbulkan kombinasi-kombinasi hasil-hasil yang diekpektansikan yang
didalamnya ada prinsip hedonisme.
v Teori
ekpektansi Victor Vroom (1964)
:
kekuatan motivasi tergantung pada ekpektansi (keyakinan
sendiri untuk melakukan sesuatu) sesorang dengan konsep pokok ekpektansi (apakah
kiranya saya dapat mencapai tingkat kinerja tugas yang diinginkan), instrumentalis
(hasil kerja apakah akan saya peroleh sebagai hasil kinerja saja) dan valensi
(bagaimankah penilaian saya tentag hasil-hasil kerja) dengan membuat
persamaan bahwa motivasi merupakan hasil dari ekpektansi kali instrumentalitas
kali valensi.
Teori ekpektansi memprediksi bahwa motivasi untuk bekerja
keras untuk kenaikan upah akan rendah apabila :
1.
Ekpektansi
rendah-seseorang merasa bahwa ia tidak mampu mencapai tingkat kenerja yang
diperlukan.
2.
Instrumentalis
rendah-orang yang bersangkutan tidak yakin bahwa sutau tingkat kinerja tugas
akan menyebabkan kenaikan dalam imbalan
3.
Valensi
rendah-orang yang bersangkutan kurang menghargai kenaikan dalam imbalan
4.
Setiap
kombinasi dari ketiga macam kemungkinan, mungkin terjadi.
d) Teori
pencapaian tujuan (Edwin A.Locke)
Teori ini diaplikasikan dalam teknik manajemen berdasarkan
sasaran (Management by Objective) dan Locke berpendapat “kinerja
cenderung meningkat sewaktu tujuan menjadi semakin sulit dicapai tetapi hal
tersebut akan berlangsung hingga titik tertentu, spesifikasi tujuan secara
menyeluruh yang disertai kesulitan-kesulitan ternyata sangat kuat berkaitan
dengan kinerja tugas”. dimana penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional sebagai berikut :
1) Tujuan mengarahkan perhatian
2) Tujuan mengatur upaya
3) Tujuan meningkatkan persistensi
4) Tujuan menunjang strategi dan
rencana kegiatan
2)
Model
Motivasi Manusia
a) Model
maslow :
a.
Manusia
sebagai makhluk yang serba berkeinginan (man is a wanting being)
b. Sebuah kebutuhan yang dipenuhi
bukanlah sebuah motivator prilaku
c.
Kebutuhan
manusia diatur dalam suatu seri tingkatan-suatu hirakhi menurut pentingnya
masing-masing kebutuhan
b) Model
instink (Berelson,1972; Lawless,1972)
oleh instink yang merupakan tendensi
yang ada dalam diri manusia untuk bereaksi dengan cara tertentu
c) Model hedonism
Motivasi dipengaruhi oleh tuntutan
sederhana upaya meminimalisasi perasaan sakit dengan mencari kesenangan dan
kegembiraan maksimal
d) Model
motivasi yang tidak disadari (Davidson, 1952)
Model instink dan hedinistik dalam
hal menerangkan eksistensi dan peranan proses mental yang berlangsung dibawah
sadar yang mempengaruhi prilaku.
e) Model
manusia rasional.
Masing-masing individu sadar akan
pola kebutuhan dan keinginan pribadi dengan pertimbangan akalnya.
f) Model
manusia sosial
Seorang individu dan prilakunya
dipengaruhi oleh ekspektansi dan tekanan sosial, orang-orang dengan siapa ia
bekerjasama.
3)
Sifat-Sifat
Manusia
- Sebuah fenomin individual-masing-masing individu bersifat unik dan fakta tersebut harus diingat pada riset motivasi.
- Motivasi bersifat intensional-apabila seseorang karyawan melaksanakan suatu tundkaan maka hal tersebut disebabkan karena orang tersebut secara sadar telah mimilih tindkaan tersebut.
- Motivasi memiliki macam-macam fase-para periset telah menganalisis berbagai macam aspek motivasi dan termasuk didalamnya bagaimana motivasi tersebut ditimbulkan, bagaimana ia diarahkan dan pengaruh apa menyebabkan timbulnya persistensinya dan bagaimana motivasi dapat dihentikan
- Tujuan teori motivasi adalah memprediksi prilaku-perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, prialku dan kinerja. Motivasi penebab prialku, andaikata prialku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi (Mitchell, 1982:88)
4)
Sepuluh
Motivator Kerja
1. Pemerkaya jabatan (job enrichment)
dan rotasi kerja
- Partisipasi
- Manajemen berdasarkan hasil
- Manajer penggandaan
- Kekuatan fikiran
- Hubungan manusia yang realistis
- Lingkungan kerja dimana pekerjaan dilaksanakan
- Jam kerja yang fleksibel
- Kritik efektif
- Tiada kesalahan sama sekali
5. Menurunnya Sebuah Motivasi
Kekuatan sebuah motivasi cenderung
menyusut apabila terpenuhi atau terhalangi dalam pemenuhannya yang antara lain
:
- Kebutuhan yang sudah dipenuhi, bukan lagi sebuah motivator prilaku
- Pemenuhan kebutuhan yang terhalangi akan pencapaian kepuasannya.
- disonansi kognitif (motiv yang terhalangi dan prilaku penyeusian yang terus menerus tidak berhasil dapat menyebakan timbulnya bentuk-bentuk prialaku penyesuaian yang tidak rasional)
- Frustasi (dihalanginya pencapaian tujuan bisa menyebabkan frustasi dengan prilaku seperti agressi, regresi, fiksasi dan resignasi)
- Rasionalisasi (mengemukakan dalih-dalih karena ketidakmampuannya)
- Regresi (tidak berprilaku sesuai dengan umur)
- Fiksasi (apabila seseorang terus menerus memperlihatkan pola prilaku sama, terus menerus, walaupun pengalaman menunjukan bahwa hal tersebut tdiak memberikan hasil apa-apa)
- resignasi/apati (frustasi dalam jangka waktu lama dan kehilangan harapan sehingga menarik diri dari kenyataan.
I.
HUBUNGAN ACTUATING DENGAN
ORGANISASI(BEM FAK TARBIYAH)
1)
Pengertian BEM
BEM(badan eksekutif mahasiswa)merupakan suatu organisasi
kemahasiswaan di tingkat sekolah tinggi yang di selenggarakan,oleh,dan untuk
mahasiswa guna melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler di bidang pemberdayaan
mahasiswa,informasi,dan komunikasi,bakat dan minat,dan social kemasyarakatan
dan perayaan hari-hari besar islam.
BEM(badan eksekutif mahasiswa)juga adalah organisasi yang
merupakan kelanjutan dan perpaduan antara badan perwakilan mahasiswa(BPM),dengan
BEM atau Senat Mahasiswa.anggota BEM adalah mahasiswa yang masih aktif
kuliah.BEM juga sebagai jembatan penghubung antara mahasiswa dan lembaga serta
tanggung jawab langsung kepada rector IAIN SULTAN AMAI GORONTALO melalui
Pembantu Rektor III.
2)
Tugas pokok badan eksekutif
mahasiswa(BEM)
1.
Mengesahkan
serta mengajukan proposal kegiatan organisasi dan berhak untuk meminta laporan
pertanggungjawaban dari setiap kegiatan organisasi.
2.
Menetapkan
garis program kegiatan kemahasiswaan dengan berpedoman pada peraturan-peraturan
yang berlaku di IAIN SULTAN AMAI GORONTALO.
3.
Membimbing,mengarahkan
dan mengawasi kegiatan UKM.
4.
Menyusun
dan melaksanakan program kegiatan dengan menggunakan anggaran yang telah di
tetapkan oleh kampus IAIN periode 1(satu)tahun anggaran.program kegiatan yang
dimaksud mencakup program kegiatan seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM) dan Himpunan
Mahasiswa Jurusan(HMJ).
5.
Mewakili
mahasiswa IAIN SULTAN AMAI GORONTALO sebagai duta dalam kegiatan eksternal
untuk berkoordinasi atau berkomunikasi dengan organisasi mahasiswa perguruan
tinggi lainnya.
6.
Menampung
serta memperjuangkan hak dan inspirasi mahasiswa,baik dalam bidang akademik
maupun kesejahteraan mahasiswa.
3.Masa bakti kepengurusan BEM adalah
1(satu)tahun
4.Persyaratan untuk menjadi pengurus
atau anggota BEM :
1.
Mahasiswa
aktif mengikuti perkuliahan
2.
Memiliki
jiwa dan kemampuan berorganisasi yang
baik
Organisaasi BEM(badan eksekutif mahasiswa)dalam melakukan
kegiatan tentu melakukan rapat-rapat kecil guna untuk merencanakan bagaimana
suatu kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut terselenggarakan dan terarahkan
dengan baik,sehingga apa yang menjadi tujuan mereka tercapai secara aktif.
Dalam setiap organisasi tentunya memiliki pengurus.seperti
halnya juga dengan organisasi BEM FAK TARBIYAH yang mempunyai pengurus dalam
setiap pelaksanaan kegiatan seperti:
Pengarah :
DR.Lukman Arsyad(Dekan)
Penanggungjawab :
Mujahid Damopolii(Pembantu Dekan Bid.kemahasiswaan)
Ketua :
Sri vanti Van Gobel
Sekretaris :
Sudin Hinelo
Bendahara : Wastin Gintulangi
DEPT. PSDM
|
DEPT. HUMAS
|
v Muriadin A.Fatah
v Abdul Syukur
v Rend Y. Sugeha
v Wahyuni Saud
v Ayu Wita Korompot
|
v Abdul S. Mokoolang
v Shodiqul Huda
v Intan Febrianty
v Liknataliyan Yahya
v Asrup Podomi
|
|
|
DEPT. PHBI
|
DEPT. PM
|
v Firmansyah Koandaha
v Rustam Towata
v Sakina Palebo
v Siti H. Posangi
v Sarifka Gobel
|
v Trisnayani Syafar
v Wahyuni Hasan
v Siti Nur A. Mustafa
v Rahman Said
v Sinta
|
Tugas dari pada Dept.PSDM(pemberdayaan sumber daya
manusia)yaitu pada saat ada kajian,seminar,ataupun dialog, maka disinilah mereka berperan aktif.
Tugas dari Dept.HUMAS yaitu apabila ada kegiatan social kemasyarakatan
atau bakti social maka merekalah yang berperan aktif.
Tugas Dept.PHBI(perayaan hari besar islam)yaitu apabila ada
hari-hari besar islam maka mereka wajib merayakan dan melaksanakannya.
Tugas Dept.PM(pemberdayaan muslimat)yaitu melakukan diskusi
khusus perempuan atau melakukan kegiatan yang hanya diperuntukkan untuk
perempuan saja tanpa ada campur tangan lelaki.
Dalam rapat kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BEM FAK
TARBIYAH ini,apabila ada pengambilan keputusan tidak dicapai suatu mufakat didalamnya,maka
pengambilan keputusan di ambil melalui persetujuan ketua BEM FAK TARBIYAH.
Dari penjelasan di atas,dapat diketahui bahwa hubungan
antara actuating dengan organisasi BEM Fak Tarbiyah tidak dapat terpisahkan satu
sama lain.dengan adanya actuating maka organisasi BEM Fak Tarbiyah(ketua)dapat mengarahkan bawahannya
atau anggotanya untuk bisa membawa suatu kegiatan menuju apa yang telah
direncanakan sebelumnya,sehingga pelaksanaan kegiatan organisasi tersebut
sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Sebagaimana yang terdapat pada visi dan
misi BEM FAK TARBIYAH berikut :
Misi: Mengembalikan
cerminan IAIN Sultan Amai Gorontalo terlebih Fakultas Tarbiyah dan Tadris.
Visi : Mewujudkan IAIN Sultan Amai
Gorontalo khususnya Fakultas Tarbiyah dan Tadris lebih berkarakter, berkompeten, loyal, terlebih bermoral
dan beragama.
Sedangkan
program kerja dari BEMFAK TARBIYAH yaitu :
I.
Menggunakan almamater kebesaran IAIN
Sultan Amai Gorontalo dalam setiap ujian perkuliahan, baik UTS maupun UAS.
II.
Mengupayakan adanya yudisium mata
perkuliahan pada masing-masing Prodi di Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN
Sultan Amai Gorontalo.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Pencapaian tujuan perusahaan sering kali tidak dapat
dilakukan dengan mudah. Berbagai kendala dapat dihadapi perusahaan dalam
perjalanannya mencapai tujuan. Gejolak perekonomian, aktivitas pesaing semakin
agresif dan berbagai kesulitan yang menghadang sering kali membuat tujuan yang
hendak dicapai perusahaan menjadi tidak mudah. Oleh karena itu, dalam
menghadapi situasi semacam ini perusahaan membutuhkan beberapa fungsi, salah
satunya adalah fungsi Aktuating. Sehingga diharapkan dengan berjalannya fungsi
actuating ini, kelancaran dalam operasional manajemen dapat berlangsung dengan
baik.
B.
SARAN
Dengan kerendahan hati, kami merasa
makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Maka kritik yang
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya,
sehingga akan lebih bermanfaat bagi khazanah keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Vanti
Van Gobel/Ketua BEM FAK TARBIYAH