Kamis, 05 Juli 2012

actuating


Kata Pengantar
     

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya makalah tentang Actuating ini dapat diselesaikan.
Makalah ini menguraikan secara lengkap bagaimana merancang sistem pelaksanaan manajemen dalam rangka mengimplementasikan strategi bisnis yang telah ditetapkan.
      Pembahasan system pelaksanaan manajemen ini mencakup diantaranya tentang prinsip-prinsip pengarahan, cara-cara pengarahan, komunikasi yang baik, serta motivasi.
      Makalah ini diharapkan dapat menjadi pelengkap bahan ajar untuk mata kuliah dasar-dasar manajemen. Dan disamping itu pula, dapat digunakan oleh praktisi bisnis dalam merancang system pelaksanaan manajemen organisasi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Sebelumnya kami sampaikan terima kasih.


                                                                                                     


Penulis
                                                                                                           KELOMPOK  III



DAFTAR ISI
     Kata Pengantar…………………………………………..                  
     Daftar isi…………………………………………………                            
BAB I. PENDAHULUAN
A.   Latar belakang……………………………………                   
B.   Rumusan masalah………………………………..                    
C.   Tujuan……………………………………………        
BAB II. PEMBAHASAN
A.   Pengertian Actuating…………………………….           
B.   Prinsip-prinsip Pengarahan………………………                            
C.   Cara-cara Pengarahan……………………………                   
D.   Tujuan Penggerakkan……………………………                    
E.    Fungsi penggerakkan…………………………….                    
F.    Faktor-faktor Penghambat Fungsi Penggerakkan..                           
G.   Faktor-faktor Pendukung Fungsi Penggerakkan…                           
H.   Motivasi…………………………………………..                       
I.       Hubungan Actuating dengan Organisasi…………                       
(BEM FAK TARBIYAH)
BAB III. PENUTUP
A.   Kesimpulan……………………………………..            
B.   Saran……………………………………………             
Daftar Pustaka…………………………………………           


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dari seluruh rangkaian proses manajemen,pelaksanaan(actuating)merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen,sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.pelaksanaan atau pengarahan(actuating)tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran,tugas dan tanggungjawanya masing-masing.
B.     Rumusan Masalah
·         Apa  pengertian actuating
·         Bagaimana prinsip-prinsip pengarahan
·         Bagaimana cara-cara pengarahan
·         Apa tujuan penggerakkan
·         Apa fungsi penggerakkan
·         Apa factor-faktor penghambat fungsi penggerakkan
·         Apa factor-faktor pendukung fungsi penggerakkan
·         Apa pengertian motivasi
·         Bagaimana hubungan actuating dengan organisasi BEM FAK TARBIYAH

C.    Tujuan Penulisan
·         Untuk mengetahui pengertian actuating
·         Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengarahan
·         Untuk mengetahui cara-cara pengarahan
·         Untuk mengetahui tujuan dari penggerakkan
·         Untuk mengetahui fungsi penggerakkan
·         Untuk mengetahui factor-faktor penghambat fungsi penggerakkan
·         Untuk mengetahui factor-faktor pendukung fungsi penggerakkan
·         Untuk mengetahui pengertian motivasi
·         Untuk mengetahui hubungan actuating dengan organisasi BEM FAK TARBIYAH
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN ACTUATING (Pengarahan / Pergerakan)
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1.      Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
2.      Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
3.      Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting,atau mendesak,
4.      Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
5.      Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

B.     PRINSIP-PRINSIP PENGARAHAN
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a.       Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b.      Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c.       Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.

C.    CARA-CARA PENGARAHAN
Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di muka. Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
A.    ORIENTASI
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengertian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
1.      Tugas itu sendiri
2.      Tugas lain yang ada hubungannya
3.      Ruang lingkup tugas
4.      Tujuan dari tugas
5.      Delegasi wewenang
6.      Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7.      Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.
B.     PERINTAH

Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal  dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain  yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
a.       Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.
b.      Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
c.       Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan. Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata:
“ apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara lain”.
“ marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya.
Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang    fleksibel dibandingkan dengan perintah informal.
C.    DELEGASI WEWENANG
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk.Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.Berikut ini adalah beberapa elemen pengarahan dalam manajemen :
1.      COORDINATING

Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan  perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai .

2.      MOTIVATING
Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja para karyawan dalam perusahaan optimal.pun akan
3.      COMMUNICATION
Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan perusahaan.
4.      COMMANDING
Dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah – langkah dan resiko dari setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan.
Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain teamwork yang baik dan dapat memunculkan decision maker yang bagus. Karena decision makin dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
Fungsi fundamental ke tiga dalam perusahaan setelah menata perencanaan dan pengorganisasian adalah bagaimana cara menggerakan manusia secara sukarela untuk melakukan aktiftas personal yang sesuai dengan tujuan perusahaan. “Menggerakan merupakan usaha untuk menggerakan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan dan anggota perusahaan tersebut oleh karena anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut” (Terry:2006:313)
Fungsi pundamental ketiga dari fungsi manajerial adalah menggerakan orang untuk melaksanakan aktifitas organisasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Menggerakan jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan dinamis, sehingga membutuhkan adanya sinkronisasi. Sehingga bisa dikatakan fungsi actuating jauh lebih rumit oleh karena harus berhadapan langsung sehingga fungsi leadershif begitu kentara sekali dibutuhkan sekalipun semuanya melalui proses planning dan pengorganisasian terlebih dulu.
Premis yang begitu fenomenal diungkapkan Doghlas McGregor bahwa seorang karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif :
Teori X yang menganggap
  • Kebanyakan karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan bekerja sesedikit mungkin dan mereka umumnya menentang perubahan,
  • Kebanyakan karyawan harus dibujuk.dipersuasi, diberikan penghargaan, diuhkum dan diawasi untuk mengubah kelakuan mereka agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi.
  • Kebanyakan karyawan ingin diberikan pengarahan oleh seorang menejer formal dan dimana ada kesempatan mereka berusaha untuk menghindari tanggungjawab.
Teori Y menyatakan :
  • Kebanyakan karyawan memiliki kapasitas untuk menerima tanggungjawab dan potensi untuk pengembangan tetapi manajemen melalui tindakan-tindakannya harus membuat mereka sadar tentang sifat-sifat tersebut.
  • Kebanyakan karyawan ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial, kebutuhan akan pengahrgaan dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri sendiri.

D.    TUJUAN PENGGERAKKAN

      Tujuan fungsi aktuating ( penggerakkan ) adalah :
·         Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
·         Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
·         Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
·         Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
·         Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

E.     FUNGSI PENGGERAKKAN

Fungsi actuating haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif. Ada 4 jenis utama fungsi penggerakan, yaitu :
a)      Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manejer harus memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang bertugas harus :
1.      Mengkoordinasikan fungsi para aggota tim kesehatan
    1. Mengkoordinasikan kegiatan
    2. Menyampaikan keputusan
b)      Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
c)      Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi :
1.      Pemantauan dan pengawasan
2.      Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran dan pengembalian barang )
3.      Akuntasi
4.      Organisasi
d)     Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan
Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama penerapan.

F.     FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT FUNGSI PENGGERAKKAN

Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.

G.    FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG FUNGSI PENGGERAKKAN

Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :
(1). Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
a.       Memiliki  kecerdasan orang-orang yang dipimpin
b.      Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
c.       Memiliki kelancaran dalam berbicara
d.      Matang dalam berpikir dan emosi
e.       Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
f.       Memahami atau menghayati kepentingan kerja sama.
(2). Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
a.       Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dariad para manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
b.      Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude).
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
(3). Tatahubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif, pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :
1.      Komunikasi intern
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya.
2.      Komunikasi Ekstern
yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.

3.      Komunikasi Horizontal
yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
4.      Komunikasi Vertikal
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.
(4). Perangsang (Incentive) 
insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
(5). Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
(6). Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
 (1) Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).
 (2). Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).

Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan
1.     Manajer harus bekerja lebih produktif
2.     Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi
3.     Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungan
4.     Manajer harus bersikap obyektif

H.  MOTIVASI
Motivasi sebagai “proses psikologikal yang yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan sukarela yang diarahkan kearah tujuan tertentu” (Mitchell, 1982:81)
Motivasi sebagai “kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu(Robbins et.al, 1999:50)
Motivasi adalah “hasil proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu yang menimbulkan sikap entusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan tindakan tertentu” (Gray, 1984:69)
1)      Teori Motivasi
Menurut Landy & Becker (1987) teori motivasi dikategorikan dalam 5 macam yaitu : teori kebutuhan (need theory), teori keadilan (equity theory), teori ekpektansi (expectancy theory) dan teori penetapan tujuan (goal-setting theory)
a)      Teori kebutuhan
Teori hirarkhi kebutuhan Abraham Maslow yang mengungkapkan Motivasi manusia berhubungan dengan 5 macam kebutuhan yang berhirarkhi yaitu :
1.      Kebutuhan psikologis
2.      Kebutuhan akan keamanan
3.      Kebutuhan akan apeksi
4.      Kebutuhan akan pandangan masyarakat
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri sendiri
b)      Teori keadilan (Kreitner et.al., 1989)
Yang berpendapat orang-orang berupaya mendapatkan kelayakan dan keadilan dalam pertukaran-pertukaran sosial atau hubngan memberi dan menerima. Tendensi keadilan dan ketidakadilan :
1.      Seorang individu akan berupaya untuk memaksimalisasi jumlah hasil positif yang diterima olehnya.
2.      Orang-orang menolak untuk memperbesar masukan-masukan apabila hal tersebut memerlukan upaya atau biaya besar.
3.      Orang menolak perubahan behavioral atau kognitif dalam masukan-masukan yang penting bagi konsep diri mereka atau harga diri mereka.
4.      Daripada mengubah kognisi tentang diri sendiri seorang individu cenderung mengubah kognisi tentang perbandingan mengenai masukan dan hasil pihak lain.
5.      Meninggalkan lapangan ahanya akan dilakukan apabila ketidak adilan hebat, tidak dapat diatas dengan metode lain.
c)       Teori ekpektansi
Orang-orang termotivasi untuk berprilaku dengan cara-cara menimbulkan kombinasi-kombinasi hasil-hasil yang diekpektansikan yang didalamnya ada prinsip hedonisme.
v  Teori ekpektansi Victor Vroom (1964) :
kekuatan motivasi tergantung pada ekpektansi (keyakinan sendiri untuk melakukan sesuatu) sesorang dengan konsep pokok ekpektansi (apakah kiranya saya dapat mencapai tingkat kinerja tugas yang diinginkan), instrumentalis (hasil kerja apakah akan saya peroleh sebagai hasil kinerja saja) dan valensi (bagaimankah penilaian saya tentag hasil-hasil kerja) dengan membuat persamaan bahwa motivasi merupakan hasil dari ekpektansi kali instrumentalitas kali valensi.
Teori ekpektansi memprediksi bahwa motivasi untuk bekerja keras untuk kenaikan upah akan rendah apabila :
1.      Ekpektansi rendah-seseorang merasa bahwa ia tidak mampu mencapai tingkat kenerja yang diperlukan.
2.      Instrumentalis rendah-orang yang bersangkutan tidak yakin bahwa sutau tingkat kinerja tugas akan menyebabkan kenaikan dalam imbalan
3.      Valensi rendah-orang yang bersangkutan kurang menghargai kenaikan dalam imbalan
4.      Setiap kombinasi dari ketiga macam kemungkinan, mungkin terjadi.
d)     Teori pencapaian tujuan (Edwin A.Locke)
Teori ini diaplikasikan dalam teknik manajemen berdasarkan sasaran (Management by Objective) dan Locke berpendapat “kinerja cenderung meningkat sewaktu tujuan menjadi semakin sulit dicapai tetapi hal tersebut akan berlangsung hingga titik tertentu, spesifikasi tujuan secara menyeluruh yang disertai kesulitan-kesulitan ternyata sangat kuat berkaitan dengan kinerja tugas”. dimana penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional sebagai berikut :
1)      Tujuan mengarahkan perhatian
2)      Tujuan mengatur upaya
3)      Tujuan meningkatkan persistensi
4)      Tujuan menunjang strategi dan rencana kegiatan
2)      Model Motivasi Manusia
a)      Model maslow :
a.       Manusia sebagai makhluk yang serba berkeinginan (man is a wanting being)
b.       Sebuah kebutuhan yang dipenuhi bukanlah sebuah motivator prilaku
c.        Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan-suatu hirakhi menurut pentingnya masing-masing kebutuhan
b)      Model instink (Berelson,1972; Lawless,1972)
oleh instink yang merupakan tendensi yang ada dalam diri manusia untuk bereaksi dengan cara tertentu
c)      Model hedonism
Motivasi dipengaruhi oleh tuntutan sederhana upaya meminimalisasi perasaan sakit dengan mencari kesenangan dan kegembiraan maksimal
d)     Model motivasi yang tidak disadari (Davidson, 1952)
Model instink dan hedinistik dalam hal menerangkan eksistensi dan peranan proses mental yang berlangsung dibawah sadar yang mempengaruhi prilaku.
e)      Model manusia rasional.
Masing-masing individu sadar akan pola kebutuhan dan keinginan pribadi dengan pertimbangan akalnya.
f)       Model manusia sosial
Seorang individu dan prilakunya dipengaruhi oleh ekspektansi dan tekanan sosial, orang-orang dengan siapa ia bekerjasama.

3)      Sifat-Sifat Manusia
  1. Sebuah fenomin individual-masing-masing individu bersifat unik dan fakta tersebut harus diingat pada riset motivasi.
  2. Motivasi bersifat intensional-apabila seseorang karyawan melaksanakan suatu tundkaan maka hal tersebut disebabkan karena orang tersebut secara sadar telah mimilih tindkaan tersebut.
  3. Motivasi memiliki macam-macam fase-para periset telah menganalisis berbagai macam aspek motivasi dan termasuk didalamnya bagaimana motivasi tersebut ditimbulkan, bagaimana ia diarahkan dan pengaruh apa menyebabkan timbulnya persistensinya dan bagaimana motivasi dapat dihentikan
  4. Tujuan teori motivasi adalah memprediksi prilaku-perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, prialku dan kinerja. Motivasi penebab prialku, andaikata prialku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi (Mitchell, 1982:88)
4)      Sepuluh Motivator Kerja

1.       Pemerkaya jabatan (job enrichment) dan rotasi kerja
  1. Partisipasi
  2. Manajemen berdasarkan hasil
  3. Manajer penggandaan
  4. Kekuatan fikiran
  5. Hubungan manusia yang realistis
  6. Lingkungan kerja dimana pekerjaan dilaksanakan
  7. Jam kerja yang fleksibel
  8. Kritik efektif
  9. Tiada kesalahan sama sekali
5.      Menurunnya Sebuah Motivasi
Kekuatan sebuah motivasi cenderung menyusut apabila terpenuhi atau terhalangi dalam pemenuhannya yang antara lain :
  1. Kebutuhan yang sudah dipenuhi, bukan lagi sebuah motivator prilaku
  2. Pemenuhan kebutuhan yang terhalangi akan pencapaian kepuasannya.
  3. disonansi kognitif (motiv yang terhalangi dan prilaku penyeusian yang terus menerus tidak berhasil dapat menyebakan timbulnya bentuk-bentuk prialaku penyesuaian yang tidak rasional)
  4. Frustasi (dihalanginya pencapaian tujuan bisa menyebabkan frustasi dengan prilaku seperti agressi, regresi, fiksasi dan resignasi)
  5. Rasionalisasi (mengemukakan dalih-dalih karena ketidakmampuannya)
  6. Regresi (tidak berprilaku sesuai dengan umur)
  7. Fiksasi (apabila seseorang terus menerus memperlihatkan pola prilaku sama, terus menerus, walaupun pengalaman menunjukan bahwa hal tersebut tdiak memberikan hasil apa-apa)
  8. resignasi/apati (frustasi dalam jangka waktu lama dan kehilangan harapan sehingga menarik diri dari kenyataan.
       I.            HUBUNGAN ACTUATING DENGAN ORGANISASI(BEM FAK TARBIYAH)
1)      Pengertian BEM
BEM(badan eksekutif mahasiswa)merupakan suatu organisasi kemahasiswaan di tingkat sekolah tinggi yang di selenggarakan,oleh,dan untuk mahasiswa guna melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler di bidang pemberdayaan mahasiswa,informasi,dan komunikasi,bakat dan minat,dan social kemasyarakatan dan perayaan hari-hari besar islam.
BEM(badan eksekutif mahasiswa)juga adalah organisasi yang merupakan kelanjutan dan perpaduan antara badan perwakilan mahasiswa(BPM),dengan BEM atau Senat Mahasiswa.anggota BEM adalah mahasiswa yang masih aktif kuliah.BEM juga sebagai jembatan penghubung antara mahasiswa dan lembaga serta tanggung jawab langsung kepada rector IAIN SULTAN AMAI GORONTALO melalui Pembantu Rektor III.
2)      Tugas pokok badan eksekutif mahasiswa(BEM)
1.      Mengesahkan serta mengajukan proposal kegiatan organisasi dan berhak untuk meminta laporan pertanggungjawaban dari setiap kegiatan organisasi.
2.      Menetapkan garis program kegiatan kemahasiswaan dengan berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku di IAIN SULTAN AMAI GORONTALO.
3.      Membimbing,mengarahkan dan mengawasi kegiatan UKM.
4.      Menyusun dan melaksanakan program kegiatan dengan menggunakan anggaran yang telah di tetapkan oleh kampus IAIN periode 1(satu)tahun anggaran.program kegiatan yang dimaksud mencakup program kegiatan seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ).
5.      Mewakili mahasiswa IAIN SULTAN AMAI GORONTALO sebagai duta dalam kegiatan eksternal untuk berkoordinasi atau berkomunikasi dengan organisasi mahasiswa perguruan tinggi lainnya.
6.      Menampung serta memperjuangkan hak dan inspirasi mahasiswa,baik dalam bidang akademik maupun kesejahteraan mahasiswa.
3.Masa bakti kepengurusan BEM adalah 1(satu)tahun
4.Persyaratan untuk menjadi pengurus atau anggota BEM :
1.      Mahasiswa aktif mengikuti perkuliahan
2.      Memiliki jiwa dan kemampuan berorganisasi yang  baik
Organisaasi BEM(badan eksekutif mahasiswa)dalam melakukan kegiatan tentu melakukan rapat-rapat kecil guna untuk merencanakan bagaimana suatu kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut terselenggarakan dan terarahkan dengan baik,sehingga apa yang menjadi tujuan mereka tercapai secara aktif.
Dalam setiap organisasi tentunya memiliki pengurus.seperti halnya juga dengan organisasi BEM FAK TARBIYAH yang mempunyai pengurus dalam setiap pelaksanaan kegiatan seperti:
Pengarah                     : DR.Lukman Arsyad(Dekan)
Penanggungjawab       : Mujahid Damopolii(Pembantu Dekan Bid.kemahasiswaan)
Ketua                          : Sri vanti Van Gobel
Sekretaris                    : Sudin Hinelo
Bendahara                   : Wastin Gintulangi

DEPT. PSDM
DEPT. HUMAS
v  Muriadin A.Fatah
v  Abdul Syukur
v  Rend Y. Sugeha
v  Wahyuni Saud
v  Ayu Wita Korompot
v  Abdul S. Mokoolang
v  Shodiqul Huda
v  Intan Febrianty
v  Liknataliyan Yahya
v  Asrup Podomi

DEPT. PHBI
DEPT. PM
v  Firmansyah Koandaha
v  Rustam Towata
v  Sakina Palebo
v  Siti H. Posangi
v  Sarifka Gobel
v  Trisnayani Syafar
v  Wahyuni Hasan
v  Siti Nur A. Mustafa
v  Rahman Said
v  Sinta

Tugas dari pada Dept.PSDM(pemberdayaan sumber daya manusia)yaitu pada saat ada kajian,seminar,ataupun dialog, maka disinilah  mereka berperan aktif.
Tugas dari Dept.HUMAS yaitu apabila ada kegiatan social kemasyarakatan atau bakti social maka merekalah yang berperan aktif.
Tugas Dept.PHBI(perayaan hari besar islam)yaitu apabila ada hari-hari besar islam maka mereka wajib merayakan dan melaksanakannya.
Tugas Dept.PM(pemberdayaan muslimat)yaitu melakukan diskusi khusus perempuan atau melakukan kegiatan yang hanya diperuntukkan untuk perempuan saja tanpa ada campur tangan lelaki.
Dalam rapat kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BEM FAK TARBIYAH ini,apabila ada pengambilan keputusan tidak dicapai suatu mufakat didalamnya,maka pengambilan keputusan di ambil melalui persetujuan ketua BEM FAK TARBIYAH.
Dari penjelasan di atas,dapat diketahui bahwa hubungan antara actuating dengan organisasi BEM Fak Tarbiyah tidak dapat terpisahkan satu sama lain.dengan adanya actuating maka organisasi BEM  Fak Tarbiyah(ketua)dapat mengarahkan bawahannya atau anggotanya untuk bisa membawa suatu kegiatan menuju apa yang telah direncanakan sebelumnya,sehingga pelaksanaan kegiatan organisasi tersebut sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Sebagaimana yang terdapat pada visi dan misi BEM FAK TARBIYAH berikut :
Misi: Mengembalikan cerminan IAIN Sultan Amai Gorontalo terlebih Fakultas Tarbiyah dan Tadris.
Visi : Mewujudkan IAIN Sultan Amai Gorontalo khususnya Fakultas Tarbiyah dan Tadris            lebih berkarakter, berkompeten, loyal, terlebih bermoral dan beragama.
            Sedangkan program kerja dari BEMFAK TARBIYAH yaitu :
       I.            Menggunakan almamater kebesaran IAIN Sultan Amai Gorontalo dalam setiap ujian perkuliahan, baik UTS maupun UAS.
    II.            Mengupayakan adanya yudisium mata perkuliahan pada masing-masing Prodi di Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Sultan Amai Gorontalo.










BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
            Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Pencapaian tujuan perusahaan sering kali tidak dapat dilakukan dengan mudah. Berbagai kendala dapat dihadapi perusahaan dalam perjalanannya mencapai tujuan. Gejolak perekonomian, aktivitas pesaing semakin agresif dan berbagai kesulitan yang menghadang sering kali membuat tujuan yang hendak dicapai perusahaan menjadi tidak mudah. Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi semacam ini perusahaan membutuhkan beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi Aktuating. Sehingga diharapkan dengan berjalannya fungsi actuating ini, kelancaran dalam operasional manajemen dapat berlangsung dengan baik.

B.  SARAN
Dengan kerendahan hati, kami merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Maka kritik yang konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya, sehingga akan lebih bermanfaat bagi khazanah keilmuan.



DAFTAR PUSTAKA

Sri Vanti Van Gobel/Ketua BEM FAK TARBIYAH